Jombang — Pemerintah Desa (Pemdes) Losari, Kecamatan Ploso, terus memperkuat upaya pelestarian jejak sejarah Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno atau Bung Karno, di wilayah Ploso. Terbaru, Pemdes Losari berkolaborasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Jombang serta sejumlah komunitas pegiat sejarah menggelar drama teatrikal kedatangan Raden Soekemi Sosrodihardjo ke Ploso, sekaligus peluncuran buku tentang Bung Karno.
Kegiatan tersebut mendapat dukungan Forkopimcam Ploso dan Pemerintah Desa Rejoagung. Drama sketsa menggambarkan kedatangan Raden Soekemi—ayah Bung Karno—sebagai Mantri Guru Sekolah Ongko Loro, yang diperagakan mulai dari Stasiun Ploso hingga Rumah Kelahiran Soekarno di Gang Buntu, Dusun Rejoagung.
Kepala Desa Losari, Sutrisno, menyebut puing bangunan Sekolah Ongko Loro di Gang Tio, Dusun Losari Krajan, diyakini sebagai lokasi tempat Raden Soekemi mengajar. “Bangunan itu menjadi salah satu bukti penting yang menguatkan keberadaan Raden Soekemi di Ploso,” ujarnya.
Setibanya di lokasi akhir, acara dilanjutkan dengan tumpengan dan diskusi sejarah yang dihadiri pemerhati sejarah dari berbagai daerah. Kegiatan ini menjadi bagian dari ikhtiar meluruskan sejarah terkait tempat kelahiran Bung Karno.
Sebelumnya, pada Rabu (17/12), sejumlah dokumen sejarah telah diserahkan kepada Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia sebagai bagian dari kajian akademik untuk memperoleh gambaran utuh tentang sejarah kelahiran Proklamator RI tersebut.
Sutrisno menegaskan, Pemdes Losari akan terus aktif terlibat dalam pelestarian situs dan bukti sejarah. Jika sebelumnya kegiatan hanya sebatas upacara dan kerja bakti, kini upaya pelestarian dilakukan melalui sinergi lintas pihak dengan beragam agenda budaya dan edukatif.
“Harapannya ke depan ada langkah konkret agar bukti sejarah Bung Karno di kawasan Kecamatan Ploso dapat ditetapkan sebagai cagar budaya nasional,” pungkasnya.
