Prasetya Media Summit 2025 Jadi Ajang Kolaborasi Setara Pentahelix untuk Memperkuat Peran Media dalam Pembangunan Jawa Timur

Surabaya, 18 Desember 2025 – Prasetya Media Summit (PMS) 2025 menjadi kampanye bersama pemangku kepentingan pentahelix untuk memperkuat ekosistem media yang berkelanjutan di Jawa Timur.

Forum yang berlangsung pada 16–17 Desember 2025 di Hotel Santika Premiere Gubeng Surabaya ini diikuti ratusan peserta yang merepresentasikan unsur pemerintah, media, akademisi, dunia usaha, serta komunitas dan pegiat komunikasi publik.

Mengusung tema “Menguatkan Ekosistem Media Berkelanjutan untuk Jawa Timur Tangguh Terus Bertumbuh”, PMS 2025 diposisikan sebagai ruang kolaborasi setara lintas sektor. 

Forum ini tidak diarahkan sebagai agenda seremonial, melainkan sebagai upaya kolektif membangun kesadaran bahwa ketangguhan daerah sangat ditentukan oleh kualitas ekosistem media yang sehat, kredibel, dan berpihak pada kepentingan publik.

Dalam sambutannya, Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur Pulung Chausar menegaskan bahwa penguatan ekosistem media berkelanjutan merupakan bagian dari strategi komunikasi publik pemerintah daerah. 

Menurutnya, di tengah disrupsi teknologi dan perubahan lanskap informasi, media yang adaptif dan berintegritas menjadi fondasi penting dalam menjaga kepercayaan publik, sekaligus menopang pembangunan daerah dan pertumbuhan Jawa Timur. 

“Penguatan ekosistem media bukan hanya soal keberlangsungan industri media, tetapi juga soal menjaga kualitas informasi publik agar tetap sehat, akurat, dan membangun,” ujarnya. 

Pulung menambahkan bahwa media harus diposisikan sebagai mitra strategis pembangunan daerah, bukan sekadar saluran penyampai informasi.

Selain itu, Pulung juga menekankan bahwa kampanye penguatan ekosistem media tidak bisa dibebankan kepada media semata. 

“Diperlukan kolaborasi pentahelix antara pemerintah, media, akademisi, dunia usaha, dan komunitas komunikasi. Semua unsur harus saling menguatkan agar ekosistem media di Jawa Timur tetap tangguh dan berkelanjutan,” katanya.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur Lutfil Hakim menilai Prasetya Media Summit sebagai forum penting untuk menyamakan visi di tengah tantangan besar yang dihadapi media saat ini. 

Menurutnya, keberlanjutan media hanya dapat dicapai jika ekosistemnya sehat dan kolaboratif. 

“Media yang kuat lahir dari ekosistem yang sehat. Tanpa kolaborasi, media akan mudah terjebak pada tekanan ekonomi dan arus informasi instan yang sering mengorbankan kualitas jurnalistik,” ujarnya.

Direktur Jawa Pos TV dan Jawa Pos Radar Group Marsudi Nurwahid, menekankan pentingnya adaptasi media tanpa kehilangan jati diri jurnalistik. Transformasi digital harus diimbangi dengan penguatan nilai dan kepercayaan publik. 

“Media harus berani beradaptasi dengan teknologi, tetapi tidak boleh meninggalkan substansi. Kecepatan penting, namun akurasi dan keberpihakan pada kepentingan publik jauh lebih utama,” kata Marsudi. 

Menurutnya, kolaborasi antara media, pemerintah, dan pemangku kepentingan lain menjadi kunci agar media tetap relevan dan berkelanjutan di tengah persaingan yang semakin ketat.

Pemimpin Redaksi Beritajatim.com Dwi Eko Lokonoto menyoroti tantangan media digital yang kini sangat dipengaruhi oleh algoritma dan pola konsumsi audiens. Ia menegaskan bahwa kepercayaan publik tetap menjadi modal utama media. 

“Keberlanjutan media tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi oleh kredibilitas. Media harus konsisten menjaga integritas dan keberpihakan pada kepentingan publik,” ujarnya.

Sementara itu, Pemimpin Redaksi Radio Elshinta Haryo Ristamaji menekankan peran media arus utama sebagai penjernih informasi di tengah banjir konten digital. Menurutnya, publik membutuhkan media yang mampu menyajikan informasi berimbang dan dapat dipercaya. 

“Tantangan media saat ini adalah tetap relevan tanpa kehilangan nilai jurnalistik. Di sinilah pentingnya peningkatan kapasitas dan kolaborasi lintas sektor,” katanya.

Narasumber lain, Fardilla Astari, yang membawakan materi strategi dan taktik komunikasi, menekankan bahwa komunikasi publik harus dibangun dengan pendekatan yang adaptif dan berorientasi pada dampak jangka panjang. 

“Konten yang baik bukan hanya soal viral, tetapi tentang membangun kepercayaan dan hubungan berkelanjutan dengan publik,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Materi dan Komunikasi Pimpinan (Kabag MKP) Biro Adpim Setda Provinsi Jawa Timur Zainal Muttaqin menyampaikan bahwa Prasetya Media Summit dirancang sebagai ruang belajar bersama bagi seluruh pemangku kepentingan pentahelix. 

“Forum ini tidak hanya menjadi tempat berbagi gagasan, tetapi juga untuk meningkatkan kapasitas teknis, memperkuat jejaring, serta merumuskan rekomendasi strategis bagi penguatan komunikasi publik di Jawa Timur,” jelasnya.

Rangkaian PMS 2025 diisi dengan seminar, diskusi panel, serta breakout class yang membahas penulisan berita humanis dan berbasis data, strategi konten media sosial pemerintah yang membangun kepercayaan publik, serta pengukuran dampak komunikasi publik menggunakan AMEC Framework. 

Seluruh agenda diarahkan untuk memperkuat kapasitas dan sinergi pentahelix dalam menghadapi tantangan ekosistem media di era digital.

Melalui Prasetya Media Summit 2025, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berharap terbangun komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan pentahelix untuk menjaga ekosistem media yang sehat, kolaboratif, dan berkelanjutan. Kampanye bersama ini diharapkan mampu menempatkan media sebagai kekuatan strategis dalam menjaga ketangguhan dan mendorong pertumbuhan Jawa Timur di tengah dinamika perubahan global.