Unitomo Cetak Lulusan Inspiratif: Pasangan Doktor, Legislator Muda, hingga ASN Jawa Timur

Panggung Dyandra Convention Center Surabaya menjadi saksi lahirnya ribuan lulusan baru Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) pada Sabtu (27/9). 

Wisuda semester genap tahun akademik 2024/2025 ini menghadirkan suasana penuh haru dan bahagia, tidak hanya bagi para wisudawan, tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat luas. Prosesi yang sarat makna ini menyuguhkan kisah-kisah inspiratif dari beragam latar belakang, mulai dari pasangan suami istri, pejabat negara, legislator muda, hingga aparatur sipil negara.

Salah satu sorotan utama adalah pasangan suami istri, Putri Septi Naulina Hasibuan dan Rinto Harno, yang sama-sama menyelesaikan studi doktoral di bidang Manajemen. 

Perjalanan akademik mereka ditempuh bersama, dari riset hingga ujian terbuka, hingga akhirnya diwisuda di hari yang sama. “Kami percaya bahwa cinta bukan hanya tentang mendampingi di rumah, tetapi juga di ruang kelas dan riset. Gelar ini adalah hasil kerja sama, saling menguatkan, dan membuktikan bahwa keluarga bisa menjadi sumber energi akademik,” ujar Putri. 

Kisah keduanya membuktikan bahwa keluarga dapat menjadi kekuatan besar dalam menuntaskan pendidikan tinggi.

Kehadiran Wakil Menteri Hukum dan HAM, Mugiyanto, juga menjadi perhatian. Di tengah padatnya tugas negara, ia berhasil menuntaskan program Magister Administrasi Publik di Unitomo melalui skema Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). 

“Belajar adalah kewajiban seumur hidup. Jabatan tidak boleh menjadi alasan berhenti belajar, justru semakin tinggi jabatan, semakin besar tanggung jawab untuk memahami ilmu,” ungkapnya. 

Pesan tersebut menjadi penegas bahwa dunia birokrasi dan akademik harus berjalan beriringan.

Cerita inspiratif lain datang dari Eric Hermawan, legislator muda asal Madura yang berhasil menyelesaikan studi Ilmu Hukum setelah enam tahun perjuangan. Ia harus membagi waktu antara kuliah dan aktivitas organisasi mahasiswa, namun tidak menyerah. 

“Unitomo memberi saya ruang untuk tumbuh, bukan hanya sebagai mahasiswa, tetapi juga sebagai aktivis dan calon pemimpin. Gelar ini bukan akhir, melainkan awal tanggung jawab yang lebih besar,” tegasnya.

Kebanggaan juga datang dari Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur. Lima ASN muda mereka berhasil diwisuda: Diah Arinatus Safifah, Muhammad Hisyam Rafiqi, dan Robi Adinugra Ramadhana meraih Magister Ilmu Komunikasi, sementara Rio Dwi Kurniawan lulus sebagai Sarjana Ilmu Komunikasi, dan Furdaus Nur Rachmad meraih gelar Sarjana Ilmu Hukum. 

“Belajar lagi membuat kami semakin sadar bahwa komunikasi publik adalah pilar penting dalam pelayanan masyarakat. Gelar ini adalah tanggung jawab baru untuk membawa birokrasi lebih responsif dan modern,” ujar Arin mewakili rekan-rekannya. 

Kehadiran para ASN ini menjadi simbol komitmen birokrasi Jawa Timur dalam memperkuat kapasitas diri dan pelayanan publik.

Suasana haru mewarnai jalannya wisuda. Tangis bahagia pecah ketika nama-nama wisudawan dipanggil, disambut tepuk tangan keluarga yang memenuhi ruangan. 

Bagi para orang tua, momen itu adalah hasil dari pengorbanan panjang, sementara bagi para wisudawan, itu adalah bukti bahwa perjuangan mereka tidak sia-sia.

Rektor Unitomo, Prof. Dr. Siti Marwiyah, menegaskan bahwa wisuda bukanlah akhir, melainkan awal pengabdian baru. 

“Wisuda ini adalah momentum untuk menegaskan peran ilmu pengetahuan sebagai jalan perubahan. Setiap lulusan Unitomo harus membawa nilai kebaikan, kejujuran, dan tanggung jawab ke tengah masyarakat. Gelar yang kalian terima hari ini adalah amanah, bukan sekadar kebanggaan pribadi,” pesannya.

Wisuda Unitomo semester genap 2024/2025 membuktikan bahwa pendidikan tetap menjadi investasi terbaik. Kisah-kisah inspiratif dari pasangan doktor, pejabat negara, legislator muda, hingga ASN daerah menjadi bukti bahwa setiap orang memiliki jalan unik menuju sukses. 

Semuanya berlabuh pada satu keyakinan bahwa ilmu pengetahuan adalah cahaya yang menuntun langkah, memperkuat keluarga, membangun bangsa, dan meneguhkan masa depan. 

Di akhir acara, toga-toga hitam melayang ke udara, menutup prosesi dengan sorak sorai dan semangat baru untuk mengabdi pada negeri.